infocianjurutara.com, Cianjur – Sejumlah warga di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, diduga masih mendapat pengarahan untuk membeli sembako ke salah satu warung. Bahkan mereka kecewa lantaran daging ayam yang akan mereka beli sudah dalam keadaan busuk.
Andriyas, KPM asal Kampung Cigombong, Desa Sindangresmi, mengatakan, komoditi yang diperlukan KPM di warung yang diduga bentukan dari pihak desa tersebut tidak ada sehingga banyak warga yang pulang dengan tangan kosong meski uang bantuan sudah diserahkan kepada pihak warung.
“Daging ayamnya tidak tersedia, jadi kan nanti kalau nunggu tersedia saya harus balik lagi, dan itu ada biayaya lagi soalnya segi jarak dari rumah saya jauh,” ujarnya saat diwawancara di depan warung tempat mereka belanja, Kamis (3/3/2022).
Wati (bukan nama sebenarnya) salah seorang KPM lainnya juga mengungkapkan, kalau pun memang harus diarahkan oleh pihak bersangkutan minimal komoditi yang ada di warung harus komplit dengan harga tidak lebih mahal dari pasar.
“Kalau misalkan diarahkan ke agen yang sesuai, harus kumplit barangnya. Kemudian harga nyapun harus sesuai dengan yang di pasar,” kata dia.
Yang lebih kecewa sambung Wati, ada pun daging ayam yang tersedia di warung kondisi nya sudah membusuk.
“Iya sudah busuk. Makanya saya lebih baik batal karena daging nya juga busuk,” katanya.
Sementara itu, Hendi Suhendi, pemilik warung, membenarkan terkait daging busuk tersebut. Menurutnya busuknya daging ayam di warung miliknya lantaran adanya keterlembatan pengiriman daging dari pemasok.
“Kendalanya karena telat pengiriman, daging juga bau, jadi warga gak mau. Untuk sekarang juga belum dibagikan, paling besok,” ucap dia.
Dia mengungkapkan, terkait uang KPM untuk pembelian yang sudah diberikan, tidak dilakukan pengembalian melainkan diganti dengan telur.
“Uang yang sudah diberikan gak diberikan lagi tapi diganti sama telor, karena merek juga tidak keberetan. Cuman itu doang gak ada yang lain-lagi,” kata dia.
Dia mengaku prihatin, lantaran sering kali mendapat protes warga karena selain komoditi yang busuk juga sering terjadi keterlambatan barang.
“Ini bukan modal saya, saya hanya ketitipan sama yang punya barang dari Cianjur. Tapi kalau terlambat barang dari yang punya yang disalahkan pasti saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sindangresmi, Imas, membantah, jika pihaknya telah melakukan pengarahan kepada KPM.
“Khusus untuk kami pemerintah desa kepada KPM, kami tidak pernah ada intimidasi atau pengarahan kepada KPM. Tugas kami hanya mensosilisasikan adanya perubahan teknis tentang perubahan BPNT yang dulu lewat e-warung sekarang lewat PT Pos,” jelasnya.
Adapun, terkait adanya warung yang baru, mereka adalah warung memang sebelumnya sudah ada menjual sembako.
“Kami tidak ada rekritmen melainkan warung yang sudah ada sebelumnya. Pengakuan agen yang mengaku dibentuk pihak desa itu hanya isu orang yang berkepentingan,” pungkasnya.
**dis