infocianjurutara.com, Cianjur – Dinas Kesehatan Cianjur, menyebut hasil Lab ZL (6,5) siswa Paud asal Kecamatan Pasirkuda, Cianjur, yang tewas sehari usai vaksin resmi keluar.
Dalam hasil uji yang dilakukan Komnas KIPI itu menyatakan bahwa anak tersebut tewas murni karena inveksi otak bukan akibat dampak dari vaksin Covid-19.
“Bukan karena vaksin, itu murni karena infeksi otak. Hasil lab nya sudah resmi secara tertulis dari Komnas KIPI Rabu (26/1) kemarin,” ujar Sekretaris DinkesbCianjur, Yusman Faisal, Rabu (2/2/2022).
Menurutnya, penyakit tersebut sudah dialami ZL jauh sebelum melakukan vaksin, namun orang tuang anak tidak mengetahui hal tersebut.
“Saat screening pun kita hanya pemeriksaan dasar kalau anak itu pas diperiksa tidak demam otomatis tkdak terdetek. Yang lebih mendalam itu ketika sesi pertama ya apakah punya penyakit atau tidak. Orang tua korban bilnagbtidak karena mungkin tidak tahu,” jelas Yusman.
Yusman menilai, kejadian tersebut merupakan kebetulan, dimana infeksi yang diderita anak bereaksi ketika vaksin diberikan sehingga mengira penyebab meninggalnya anak tersebut diakibatkan oleh vaksin.
“Itu masuknya kebetulan. Infeksi yang menggerogori otaknya bereaksi setelah di vaksin. Padahal kematian anak bukan karena vaksin tapi mirni infeksi otak. Surat resmi nya ada tapi tidak bisa dipublikasikan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir untuk divaksin lantaran sejauh ini dari tiga kasus pasien yang bergejala KIPI tidak usai vaksin bukan disebabkan oleh vaksin melainkan kebyakit bawaan.
Diberitakan sebelumnya, ZL siswa Paud asal Kecamatan Pasirkuda, Cianjur, meninggal usai menjalani vaksin anak jenis Sinovac, Senin (17/1) lalu sekitar pukul 09.30 WIB.
Anak tersebut menjalani vaksinasi di SD Banyuwangi, Pasirkuda, dengan diantar ibunya setelah menjalani tahap pemeriksaan dan mendapat persetujuan orang tua anak tersebut pun disuntikan vaksin.
Namun selang beberapa jam tepatnya sekitar pukul 12.30 WIB, anak tersebut mengalami demam dan langsung diberikan obat oleh pihak Puskesmas.
Setelah diberikan obat demam anak tersebut mengakami kejang dan langsung dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa.
Namun keesokan pagi sekitar pukul 9.00 WIB anak tersebut kembali demam sehingga pihak Puskesmas memutuskan untuk dilakukan rujukan ke RSUD Pagelaran.
Hingga pukul 10.15 WIB di hari yang sama, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia di ruang IGD Puskesmas. (dis)